𦦠Pakaian Adat Sumba Timur
WaingapuCom β Banyak cara bisa dilakukan untuk menunjukan rasa rindu dan bahagia melaksanakan pesta demokrasi. Seperti halnya yang dilakukan ole warga Desa Hambapraing, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) β NTT. Keunikan rumah adat dan pesona kain tenun ikat khas Kanatang menjadi daya tarik TPS yang sedianya
Pakaianadat dari suku Helong untuk perempuan juga ada yang berbentuk kebaya. 5. Pakaian Adat Suku Sumba Suku Sumba merupakan suku yang mendiami Pulau Sumba di Nusa
Paketpaket liburan menuju Sumba pun dibanderol dengan beragam varian harga oleh para penyedia jasa trip. Rata-rata trip dilakukan selama 4-5 hari. Namun, bila Anda cuma punya waktu 2 hari untuk liburan singkat, cobalah mengeksplorasi Sumba Barat Daya saja. Mulai adat hingga lanskap alam, semua tersedia di sana.
DiSumba Timur, Kapolda NTT Diberi Gelar Bangsawan oleh Keluarga Raja Prailiu Umbu Tamu Pingi Ay Dalam prosesi adat Kapolda NTT dipakaikan pakaian adat sumba dan pengikat kepala atau dalam bahasa sumba Tiara dan diberikan seekor Babi Jantan Hitam untuk dipotong sebagai simbol Kapolda NTT sudah menjadi bagian dari keluarga besar Raja
Didaerah Sumba, fungsi parang dapat dikenali lewat gagangnya. Bila gagangnya dari kayu, berfungsi sebagai parang kerja. Bila parangnya bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, maka berfungsi sebagai aksesori atau pelengkap pakaian adat pria Sumba. Masyarakat Sumba menyebut kelompok parang terakhir ini sebagai parang pinggang.
1 Pantai Kalala. Pantai Kalala menjadi tempat wisata di Sumba Timur yang paling indah pertama. Bagaimana tidak, saking sepinya pantai ini akan membuat anda seperti di pantai milik sendiri. Selain itu, di Pantai Kalala ini memiliki agenda wajib bagi siapa saja yang ingin berkunjung, yaitu menikmati hidangan lobster bakar.
Terlihatcantik dengan busana adat Sumba Timur ini. 8. Kak Ros mengenakan busana pengantin khas Jogja, terlihat anggun banget. (brl/ton) Recommended By Editor. 5 Cara memotret di tengah keterbatasan, rintangan bisa jadi inspirasi ; 10 Potret Fildan DA4 & istri, tetap sederhana meski bergelimang harta ; Resmi putus, ini 9 momen kilas balik
Sebuahbaliho dengan tulisan β Selamat Datang di Desa Wisata Mondu: Nikmati Keaslian Budaya dan Keindahan Alam Menyatu di Timur Sumbaβ menyambut kami. Kami langsung menuju Kampung Padadita untuk berganti pakaian dengan menggunakan pakaian adat (kain dan sarung Sumba Timur) agar dapat berkeliling menikmati wisata di Desa Mondu.
Berbicaratentang Sumba Timur memang tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan dan adat istiadatnya yang masih bertahan. Bagi Anda yang ingin menyelami lebih dalam beberapa desa adat di Sumba Timur, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya disini masih banyak desa adat dengan keramahan masyarakat yang akan menyambut hangat kedatangan Anda.
Kondisiini membuat banyak orang Sumba Timur terutama generasi muda mulai melupakan bahasa ibu dan cara berpakaian adat yang baik dan benar. Atas dasar keprihatinan itu, DPRD Sumba Timur secara lembaga mewajibkan anggotanya mengenakan busana adat Sumba pada setiap acara pembukaan dan penutupan rapat paripurna, seperti yang terlihat pada
SumbaPulau Sumba terletak di Barat Daya Provinsi NTT, tepatnya berjarak sekitar 96 km di sebelah Selatan P. Flores, 295 km di sebelah Barat Daya P. Timor dan 1.125 km di sebelah Barat Laut Darwin Australia. Pulau ini
Denganadanya rumah adat di pulau sumba membuat pulau sumba banyak dikunjungi para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. drum dan pakaian tradisional yang memiliki usia hingga ratusan tahun namun masih dijaga dengan sangat baik.
8FrN9Gs. Sumba adalah salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Indonesia yang sangat terkenal akan keindahan alam, adat istiadat serta budayanya. Tak heran, keindahan alam dan tradisi yang masih sangat kental menjadikan Pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi target para wisatawan baik wisatawan domestik bahkan keunikan tradisi Pulau ini yang pastinya akan membuat pengunjungnya terheran-heran jika berkunjung ke Pulau Sandlewood Tradisi cium Maramba Tradisi unik yang bisa ditemukan ketika berkunjung ke Pulau Sumba adalah tradisi cium hidung atau "pudduk" dalam bahasa Sumba Timur. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh leluhur orang cium hidung bagi Orang Sumba merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan yang sangat dekat. Selain itu, jika ada pihak yang berseteru dan ingin berdamai, maka akan dilakukan cium hidung yang merupakan simbol cium hidung dilakukan dengan cara menempelkan dua hidung yang mengisyaratkan bahwa dua individu seakan sangat dekat dan tidak ada tradisi cium hidung ini sudah menjadi adat istiadat dan kebiasaan bagi Orang Sumba, namun tradisi ini tidak dapat dilakukan pada sembarang tempat dan waktu. Tradisi ini dapat dilakukan hanya dalam acara-acara tertentu, seperti saat proses pelaksanaan tradisi perkawinan, pesta pernikahan, ulang tahun, hari raya besar keagamaan, pesta adat, kedukaan dan acara samping itu juga saat penerimaan tamu-tamu yang dianggap terhormat atau agung yang berasal dari wilayah Sumba sendiri. Lantas, bagaimana dengan tamu-tamu yang berasal dari luar Pulau Sumba? Tentunya boleh dilakukan tradisi ini, asalkan ada pemberitahuan terlebih Tradisi makan sirih Naha Tarap Bagi Orang Sumba, tradisi makan sirih pinang atau "happa" dalam Bahasa Sumba Timur merupakan lambang kekerabatan dalam pergaulan sehari-hari bahkan dalam berbagai acara seperti perkawinan dan kematian serta acara ini dilakukan dengan cara mengunyah buah pinang, sirih, dan kapur yang akan menyebabkan gigi dan mulut berwarna kemerahan. Jangan heran ketika anda berkunjung atau bertamu ke rumah penduduk orang Sumba, kamu akan disuguhkan sirih pinang yang merupakan simbol penghormatan dan orang yang disuguhkan sirih pinang tersebut harus menerima suguhan itu, walaupun nanti diberikan kepada orang lain, dibawa pulang atau ditinggalkan pada tuan rumah atau untuk menghargai tuan rumah bisa juga dimakan tanpa kapur supaya mulut tidak berwarna itu, sirih pinang juga menjadi lambang komunikasi dengan arwah leluhur yang sudah meninggal serta sering disuguhkan dalam beberapa acara penting, seperti adat perkawinan dan kematian. Makanya tidak jarang ketika berkunjung ke Pulau Sumba, kita akan melihat orang Sumba akan meletakkan sirih pinang di atas kuburan keluarga dan kerabat mereka yang mereka kunjungi sebagai tanda sapaan dan komunikasi dengan arwah keluarga atau kerabat yang sudah meninggal itu. Tradisi yang sangat unik tentunya. Baca Juga 10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba 3. Tradisi "nyale" dan pasolaflickr/mshwaikoNyale atau mencari cacing laut adalah tradisi yang wajib dilakukan untuk mendahului tradisi Pasola. Dikutip dari Wikipedia Indonesia tradisi nyale adalah salah satu upacara rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama dan cacing-cacing laut/nyale keluar di tepi pantai. Bila nyale tersebut gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil. Sebaliknya, bila nyale kurus dan rapuh, akan didapatkan tradisi nyale dilakukan pada malam hari, maka pada keesokan harinya akan diadakan tradisi Pasola. Pasola adalah atraksi menunggang kuda dan dilakukan saling melempar tombak antar dua kelompok yang yang digunakan juga bukan tombak yang tajam, namun tetap saja akan ada yang terluka, entah kuda tunggangan ataupun para peserta pasola. Jika dalam tradisi itu ada peserta pasola yang terluka dan ada darah yang tercucur dianggap berkhasiat untuk kesuburan tanah dan kesuksesan terjadi kematian dalam tradisi ini, maka hal itu menandakan sebelumnya telah terjadi pelanggaran norma adat yang dilakukan oleh warga pada tempat pelaksanaan Tradisi Palekahelu Belis merupakan tradisi penyerahan mas kawin oleh pihak pria kepada pihak wanita. Belis dalam adat Orang Sumba bisa berupa ternak seperti kuda dan kerbau. Besarnya belis seorang Wanita Sumba biasanya tergantung kesepakatan antara kedua belah yang akan dinikahi adalah wanita dengan status sosial tinggi, maka hewan yang diberikan mencapai 30 ekor. Untuk rakyat biasa sekitar 5-15 ekor, dan untuk golongan yang lebih bawah lagi disebut dengan hamba atau ata dibayar oleh tuan disebut maramba itu, penyerahan belis juga dapat berupa mamuli. Mamuli adalah perhiasan yang biasanya terbuat dari emas. Mamuli sendiri memiliki simbol gambaran rahim atau simbol kemampuan reproduksi wanita. Kemudian, pihak wanita akan membalas pemberian pihak pria tersebut dengan ternak berupa babi, sarung dan kain khas itu, pihak wanita pun harus menyiapkan perhiasan dikenal dengan hada dalam Bahasa Sumba Timur, sarung, dan perlengkapan rumah tangga untuk anak gadis mereka. Bahkan pihak wanita yang berasal dari garis keturunan bangsawan biasanya memberikan hamba atau dikenal dengan dengan "ata pada anak gadis ini menjadi kesepakatan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dan tentunya akan mempengaruhi jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Biasanya ketika seorang gadis Sumba membawa hamba/ata dari keluarganya, maka jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan pun semakin Upacara kematian "marapu"flickr/Fery JombloDi Pulau Sumba, dalam upacara kematian masih syarat dengan kepercayaan kepada roh nenek moyang atau lebih dikenal dengan "marapu". Upacara kematian marapu dapat memakan biaya yang sangat mahal karena dibutuhkan banyak ternak untuk disembelih selama prosesi berlangsung seperti kuda, kerbau, dan upacara kematian ini harus ditunda bertahun-tahun lamanya dengan maksud agar keluarga mampu menyiapkan biaya untuk melangsungkan prosesi tersebut dan juga untuk mengumpulkan semua keluarga dari tempat jauh untuk menghadiri prosesi upacara kematian heran jika mayat orang yang meninggal ditaruh dalam peti atau dikenal dengan kabbang dan disemayamkan selama bertahun-tahun sampai tiba saatnya keluarga siap melaksanakan prosesi upacara hari pelaksanaan prosesi upacara kematian dan pemakaman, keluarga yang diundang akan berkumpul dan membawa berbagai ternak seperti babi, kuda, kerbau, sarung, dan kain khas ini berdasarkan hubungan keluarga dengan orang yang meninggal, misalnya seorang anak perempuan yang sudah menikah akan membawa kuda atau kerbau ketika ayahnya meninggal, kemudian sebagai balasannya setelah pemakaman selesai, anak perempuan itu akan diberikan babi untuk dibawa Sumba, penganut kepercayaan marapu juga memakamkan jenazah dalam batu megalitikum dengan posisi seperti janin dalam rahim atau dikenal dengan pahandiarangu. Namun, seiring perkembangan jaman, pada saat ini hampir jarang ditemukan jenazah dikuburkan dalam posisi seperti ini, yang ditemukan adalah jenazah ditaruh di dalam peti dan dikuburkan kedalam kuburan yang terbuat dari Tradisi kawin antara "anak om dan anak tante" sepupuan diperbolehkan seputarpernikahan/Dwi Putra SejiwaSatu hal lagi yang cukup unik dari Orang Sumba adalah mengenai tradisi perkawinan sedarah antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar semakin mempererat hubungan anak laki-laki dari seorang perempuan Sumba boleh menikahi anak gadis dari saudara laki-lakinya. Pada umumnya, perkawinan sedarah merupakan hal yang tidak wajar bagi kebanyakan orang, namun menjadi wajar dan sah-sah saja bagi orang ini bukanlah menjadi suatu kewajiban yang harus ditaati oleh orang Sumba. Namun jika ada hubungan antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang sedang terjalin, maka bagi orang Sumba hubungan tersebut sangat Tradisi "pahillir"flickr/mshwaikoTradisi unik lain orang Sumba yang belum terlalu diketahui oleh orang banyak adalah "tradisi Pahillir" atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan "tradisi menghindar".Tradisi ini merupakan larangan keras yang tidak memperbolehkan "anak mantu perempuan dan ayah mertuanya atau anak mantu laki-laki dan ibu mertuanya" atau "istri ipar dan anak mantu laki-laki" berkomunikasi apalagi bersentuhan secara langsung, bahkan barang-barang milik masing-masing pun tidak boleh Orang Sumba hal tersebut adalah "tabu" dan tidak pantas dilakukan, sehingga ketika mereka bertemu, maka mereka harus "menghindar" atau dalam Bahasa Sumba Timur dikenal dengan istilah pahilir. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk menghindari kontak langsung antara mertua dengan menantu yang berbeda jenis kelamin, biasanya aktivitas dilakukan melalui kalau terpaksa terutama ketika tidak ada perantara, misalnya untuk melayani makan minum maka biasanya anak mantu menyimpannya di tempat yang bisa dilihat oleh ayah atau ibu mertuanya yang pahilir, lalu biasanya ayah/ibu mertuanya mengerti bahwa itu untuk dari tradisi "pahilir" adalah perlu adanya jarak dalam relasi sehingga tidak memicu hubungan-hubungan yang tradisi unik orang Sumba yang membuat mereka spesial. Pastikan kamu menemui tradisi-tradisi ini, ya kalau main ke Sumba. Biar liburanmu makin berkesan! Baca Juga 5 Hal Penting Ini Harus Kamu Perhatikan Sebelum Liburan ke Sumba IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kain Tenun Sumba Timur β Harus diakui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan, mulai dari kekayaan alam hingga kekayaan budaya. Bagaimana tidak, Ratusan suku bangsa yang mendiami 17 ribu pulau di Indonesia sangatlah kaya dengan adat istiadat, tradisi hingga pakaian yang digunakan. NTT adalah sebuah daerah yang berada di Indonesia bagian timur. Salah satu daerah di NTT yang cukup terkenal yaitu Pulau Sumba. Kain Tenun Sumba Timur sering dipakai diberbagai acara β foto ig flobamorata_hitz Pulau Sumba memiliki berbagai macam destinasi wisata yang ramai dikunjungi, baik masyarakat domestik maupun internasional. Apalagi keindahan alam savana yang ditawarkan sungguh mengagumkan. Tapi jangan salah lho, gak cuma pemandangan alam yang membuat sumba ini sangat memikat, melainkan karena keindahan dan kekayaan budayanya. Salah satu yang paling terkenal adalah kain tenun sumba. Mengenal Kain Tenun Sumba Timur Kain tenun sumba baik itu sumba timur maupun bumba barat lahir dari kekayaan alam Sumba. Pewarnaan kain Sumba yang menggunakan bahan alami seperti akar mengkudu, serat kayu hingga lumpur serta pemilihan motif yang unik merepresentasikan budaya Sumba yang spesial. Kain Tenun Sumba Timur punya motif yang beragam β foto ig flobamorata_hitz Adapun latar belakang salah satu corak tenun ikat dan songket/Pahikung SUMBA timur adalah keinginan untuk memilihara hubungan baik antara manusia dengan arwah leluhur. Salah satu adat pada suku pra sejarah yang mempercayai bahwa orang yang sudah meninggal atau mati tetap berpengaruh pada anggota keluarga yang ditinggalkan. Proses Pembuatan Kain Tenun Sumba Proses pembuatan kain tenun sumba β Sumber Kain tenun sumba timur khususnya biasanya dibuat selama tiga tahun lamanya. Tak heran jika kamu harus membayar dengan uang yang cukup mahal untuk membeli sebuah kain tenun yang berasal dari sumba timur. Kenapa bisa selama itu? Alasannya adalah pembuatan kain tenun sumba timur ini memiliki 42 tahap pengerjaan. Awal mula pembuatannya ini dimulai dengan meramu tumbuhan dan hewan sebagai bahan pewarna kain. Setelah itu proses akan dilanjutkan dengan proses pengikatan menggunakan daun gewang dan kemudian dilakukan proses penjemuran. Kemudian, setiap motif yang ada di bagian kain tenun memiliki makna masing-masing. kain tenun sumba timur yang indah β foto ig rini_lalang Tahapan lain dalam pembuatan kain Sumba ini juga menguji kesabaran seperti menyimpannya dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya. Dalam tahap ini kain itu dibiarkan tidur, seperti kita menidurkan anak. Dalam proses ini penenun membiarkan alam ikut campur agar kain menjadi lebih indah. Baca juga artikel lainnya Penginapan murah di waikabubak Bendungan lambanapu sumba Festival pasola Motif kain tenun sumba timur motif Kain Tenun Sumba Timur β foto milik ig kaintenunsumb Salah satu motif Kain Tenun Sumba Timur yang paling terkenal adalah Motif Kuda. Motif kuda dalam kain tenun sumba adalah melambangkan kepahlawanan, keagungan dan kebangsawanan, karena kuda dianggap sebagai simbol harga diri masyarakat Sumba. Selain itu ada juga motif kain tenun sumba timur berupa motif buaya atau naga menggambarkan kekuatan dan kekuasaan raja, motif ayam melambangkan kehidupan wanita dan motif burung, umumnya kakatua, melambangkan persatuan. Kain Tenun Sumba Timur sering jadi properti foto β foto ig elzabethngan Selain itu, pada kain-kain yang kuno dijumpai pula motif mahang atau singa, rusa, udang, kura-kura, dan hewan lain. Karena makna mendalam yang terkandung disetiap kain tenun ini yang membuat keunikan tersendiri dibandingkan dengan kain tenun lainnya. Kain tenun yang dihasilkanpun biasanya sangat indah dan tentunya memiliki arti yang sangat besar bagi masyarakat sumba itu sendiri. Tahukah kamu bahwa kuda juga hampir disejajarkan dengan arwah nenek moyang. Kain tenun sumba timur ini tidak hanya dijadikan sebagai keperluan sehari-hari oleh masyarakat sumba, melainkan untuk keperluan penyambutan kelahiran, perayaan pernikahan hingga untuk pengantar orang yang sudah meninggal. Pakaian adat sumba dari kain tenun sumba timur β foto ig Cara pemakaian kain tenun ini untuk orang yang sudah meninggal yaitu dengan cara dibaluti disekujur tubuhnya dengan kain bermotif udang. Kenapa? Karena udang bermakna sebagai kebangkitan setelah kematian dan kehidupan abadi setelah keluar dari dunia fana. Biasanya orang sumba timur juga menjadikan kain tenun sebagai mata pencahariannya. Dari membuat atau menjual kain tenun, masyarakat sumba dapat menyekolahkan anak-anak dan memberi makan keluarga. Biasanya, pembuatan kain tenun sumba timur ini dibuat oleh gadis-gadis dan ibu-ibu di Sumba. Anak-anak yang masih berusia antara 8-10 tahun juga sudah diajarkan untuk menghasilkan karya kain tenun agar nantinya bisa mahir dalam membuat kain tenun. *** Nah, itulah latar belakang kain tenun sumba timur yang bisa kamu ketahui untuk menambah wawasan kamu. Dengan memahami budaya berbagai macam kain dari penjuru daerah membuat kita bersyukur bisa terlahir di negara yang sangat kaya akan budaya dan alam bukan?
Nusa Tenggara Timur memiliki sejumlah suku yang masing-masing memiliki pakaian adat yang berbeda-beda, serta maknanya yang juga berbeda-beda. Keberagaman tersebut semakin membuktikkan bahwa Indonesia kaya akan budaya yang menarik untuk digali satu per satu. Ingin tahu seperti apa keberagaman pakaian adat yang menarik milik suku-suku di NTT? Berikut ini tujuh di antaranya! Table of Contents Ini 7 Pakaian Adat khas NTT Sesuai Suku1. Pakaian Adat Suku Manggarai2. Pakaian Adat Suku Rote3. Pakaian Adat Suku Helong4. Pakaian Adat Suku Sabu5. Pakaian Adat Suku Dawan6. Pakaian Adat Suku Sumba7. Pakaian Adat Suku Lio Ini 7 Pakaian Adat khas NTT Sesuai Suku 1. Pakaian Adat Suku Manggarai Pakaian Adat Suku Manggarai source Suku Manggarai adalah suku yang mendiami Pulai Flores bagian barat, dan pakaian adat mereka disebut sebagai kain Songke. Kain Songke didominasi warna hitam untuk melambangkan keagungan, yang cara pakainya sama seperti sarung. Kaum pria suku Manggarai berpakaian adat berupa kemeja putih lengan panjang yang dipadu dengan selendang motif songke, sarung kain songke, dan hiasan kepala bernama Sapu. Sementara itu kaum wanitanya mengenakan kebaya yang dipadu dengan selendang, kain songke, dan hiasan kepala yang bernama Balibelo. 2. Pakaian Adat Suku Rote Pakaian Adat Suku Rote sorce Urban Asia Suku Rote berasal dari Pulau Rote, namun mereka juga mendiami beberapa pulau di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulai Nuse, dan lain-lain. Pakaian adat mereka disebut sebagai Tenun Ikat. Kain tersebut biasa dipadukan dengan kemeja putih lengan panjang untuk penggunaannya. Yang unik dari pakaian adat suku Rote adalah aksesorisnya, yaitu topi a la Meksiko yang disebut sbegai topi tiβi lingga, yang terbuat dari daun lontar kering, dan menjadi simbol kewibawaan kaum prianya. 3. Pakaian Adat Suku Helong Pakaian Adat Suku Helong source Wadaya Suku Helong berasal dari Pulau Timor dan banyak tinggal di daerah Kupang. Pakaian adat kaum pria suku Helong adalah baju bodo untuk atasan, dengan selimut lebar yang diikat di pinggang sebagai bawahannya. Pakaian mereka dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut destar dan kalung yang disebut habas. Sementara itu untuk kaum wanitanya, mereka mengenakan kemben dari kain tenun dengan sarung yang diikat di pinggang menggunakan sabuk emas bernama pending, yang kemudian dilengkapi dengan hiasan kepala berbentuk bulan sabit dan kalung berbentuk bulan. 4. Pakaian Adat Suku Sabu Pakaian Adat Suku Sabu source Wadaya Suku Sabu adalah suku yang mendiami Pulai Sawu, sehingga mereka juga biasa disebut sebagai Suku Sawu. Mereka memiliki pakaian adat kain tenun ikat berupa sarung yang bernama higi hawu dan kain berbentuk selimut bernama higi huri. Pakaian adat kaum pria suku Sabu mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan kain tenun untuk bawahannya, ditambah dengan selempang dari kain tenung, kalung, dan hiasan kepala unutk aksesorisnya. Sementara kaum wanitanya mengenakan kain tenun yang dililit dua kali sebagai kemben yang diikat dengan sabuk yang bernama pending, ditambah kalung dan gelang untuk aksesorisnya. 5. Pakaian Adat Suku Dawan Pakaian Adat Suku Dawan source Suku Dawan atau yang juga disebut suku Atoni mendiami daerah Pulau Timor tepatnya di Kabupaten Belu. Sementara pakaian adat suku Dawan disebut sebagai amarasi. Kaum pria dari suku Dawan memiliki pakaian adat berupa baju bodo sebagai atasan dan sarung tenun sebagai bawahan yang dilengkapi aksesoris berupa kalung muti salak, gelang, ikat kepala, dan kalung habas. Berbeda dengan kaum pria, amarasi kaum wanita adalah berupa kebaya yang dipadukan dengan kain tenun sebagai bawahan. Tak lupa, akesoris yang menghiasa adalah tusuk konde, sisir emas, gelang berbentuk kepala ular, selendang penutup dada, dan kalung muti salak. 6. Pakaian Adat Suku Sumba Pakaian Adat Suku Sumba source IG/ giring Sesuai namanya, suku Sumba adalah suku yang mendiami pulau Sumba. Untuk pakaian adatnya, kaum pria suku Sumba disebut hinggi kombu, yang cara pakainya adalah dillitkan di pinggang, dengan tambahan aksesoris berupa ikat kepala yang disebut tiara patang, gelang, dan senjata tradisional. Untuk kaum wanitanya, mereka mengenakan kain kemben yang bernama Yeβe dengan aksesoris pelengkap berupa anting-anting yang disebut mamoli, dan hiasan kepala berbentuk bulan sabit. 7. Pakaian Adat Suku Lio Pakaian Adat Suku Lio source sultansinindonesieblog Suku Lio merupakan suku tertua di Pulau Flores, yang tinggal di Kabupaten Ende. Pakaian adat mereka bernama ikat patola, kain tenun yang digunakan oleh kepala suku atau warga kerajaan. Kain tersebut memiliki berbagai motif, seperti hewan, dedaunan, hingga manusia. Para bangsawan wanita suku Lio, biasanya menambahkan hiasan pada kain patola mereka berupa manik-manik atau kulit kerang di tepian kainnya. Demikian lah tujuh pakaian adat yang ada di Nusa Tenggara Timur, sungguh unik dan menawan bukan? Baca juga Keunikan Pulau Komodo, Wisata Wajib di Indonesia
pakaian adat sumba timur